Kisah Teladan Sayyidina Umar bin Khattab yang Peduli Rakyat

Pada akhir abad ke-17 Hijriah, kaum Muslimin sedang menikmati kemenangan pasukan mereka dalam peperangan di Iraq dan Syam. Namun di tengah kegembiraan itu, mereka diuji dengan musim kemarau panjang. Selama sembilan bulan hujan tidak turun, bumi gersang dan penuh debu, manakala hewan dan tanaman menjadi korban.
Namun, keadaan Madinah tidak terlalu buruk karena di bawah pemerintahan Umar Al-Khattab, penduduk Madinah dibiasakan untuk menyimpan makanan. Masyarakat dari kawasan lain datang memenuhi Madinah untuk mendapatkan sumber makanan. Keadaan ini menyebabkan Madinah turut menghadapi kekurangan bahan makanan.
Ketika keadaan ini mencapai puncaknya, Umar pernah diberikan roti yang dicampur mentega. Umar memanggil seorang Badwi dan mengajaknya makan bersama. Dia tidak memasukkan makanan ke mulutnya sebelum Badwi itu melakukannya lebih dahulu. Orang Badwi itu terlihat benar-benar menikmati roti tersebut.
“Agaknya, kau tidak pernah memakan mentega?” tanya Umar.
“Ya,” jawab Badwi itu.
“Saya tidak pernah makan dengan mentega atau minyak zaitun. Saya juga sudah lama tidak menyaksikan siapapun memakannya sampai sekarang,” tambahnya.
Mendengar kata-kata Badwi itu, Umar bersumpah untuk tidak memakan mentega hingga semua orang hidup seperti sediakala. Kata-kata ini benar-benar dibuktikan dan diabadikan sampai saat ini.
“Kalau rakyatku kelaparan, aku ingin menjadi orang pertama yang merasakannya. Kalau rakyatku kenyang, aku ingin menjadi orang terakhir yang menikmatinya,” ujar Umar. Padahal, Umar pada masa itu boleh menggunakan fasilitas negara apa saja yang ada.
Pada saat itu kekayaan Iraq dan Syam sudah berada di tangan kaum Muslimin. Namun Sayyidina Umar memilih untuk bersama-sama rakyatnya. Begitulah hebatnya peribadi Sayyidina Umar r.a. sebagai seorang pemimpin ummat.



0 komentar :

Posting Komentar