Masjid Sunan Bonang

Masjid yang didirikan oleh Sunan Bonang di Desa Bonang Kec. Lasem hanya dalam waktu satu malam.

Ndalem Kanjeng Sunan Bonang

Ndalem dan tempat Kanjeng Sunan Bonang dimakamkan.

Pasujudan Sunan Bonang

Pasujudan Sunan Bonang adalah tempat favorit Sunan Bonang untuk bermunajat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Acara Bende Becak

Bende Becak adalah salah satu alat yang digunakan Sunan Bonang untuk berdakwah menyebarkan agama Islam.

Suasana Haul Sunan Bonang

Suasana Haul Sunan Bonang di Pesarean Sunan Bonang.

TRADISI REBO WEKASAN

TRADISI REBO WEKASAN
(Rabu Terakhir bulan Safar)

Dalam kitab Al-Jawahir al-Khoms, Syech Kamil Fariduddin as-Syukarjanji dihalaman ke 5, disebutkan pada tiap tahun hari rabu terakhir di bulan Safar, Allah akan menurukan 320.000 bala bencana ke muka bumi. Hari itu akan menjadi hari-hari yang paling sulit diantara hari-hari dalam satu tahun.

Dalam kitab tersebut, disunahkan kita untuk mendirikan Shalat pada hari tersebut sebanyak 4 rakaat dimana tiap rakaatnya membaca surat alfatihah, dan surat al-kautsar 17 kali, kemudian al-ikhlas 4 kali, surat alfalaq dan an-nass masing-masing satu kali.

Dalam bukunya “Kanzun Najah was- Surur fi Fadail al-Azmina wasy-Syuhur“, Syech Abdul Hamid al-Quds, Imam Besar Masjidil Haram mengatakan,
“Banyak Awliya Allah yang mempunyai Pengetahuan Spiritual telah menandai bahwa setiap tahun, 320 ribu penderitaan (Baliyyat) jatuh ke bumi pada hari Rabu terakhir di bulan Safar.” Hari ini dianggap sebagai hari yang sangat berat dibandingkan hari-hari lain sepanjang tahun.

Beberapa ulama mengatakan bahwa ayat Alquran, “Yawma Nahsin Mustamir” yakni “Hari berlanjutnya pertanda buruk” merujuk pada hari ini.

Nah, Dalam budaya Jawa (kekhalifahan/kerajaan mataram Islam) tradisi rabu terakhir bulan safar ini di akomodir dalam tradisi Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan.

Berbagai macam aktivitas islami hadir dalam tradisi rebo wekasan di masyarakat jawa, dari mulai berkumpul untuk tahlilan (zikir bersama), berbagi makanan baik dalam bentuk gunungan maupun selamatan, sampai sholat sunnah lidaf’il balaa bersama.

Shalat sunnah memohon ampun dari bala bencana (lidaf’il balaa) selalu dilakukan oleh pengikut Jamiyyah Nahdlatul Ulama di Indonesia dan dunia. Walau dalam khasanah pemikiran NU sendiri shalat ini diterima dengan baik dan memodifikasi/meluruskan ajaran islam-kejawen yang memelencengkannya menjadi Sholat Rebo Wekasan.

KH. Hasyim Asy’arie pendiri NU juga pernah berfatwa, tidak boleh mengajak atau melakukan sholat Rebo wekasan karena hal itu tidak ada syariatnya. KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) berfatwa kalau dikampung-kampung masih ada orang yang menjalankan sholat rebo wekasan, ya niatnya saja yang harus diubah. Jangan niat sholat Rebo wekasan, tapi niat sholat sunat mutlak gitu saja, atau niat sholat hajat walau hajatnya minta dijauhkan dari bala’, pokoknya jangan niat sholat Rebo wekasan karena memang nggak ada dasarnya.

Dan kepada mereka yang jadi panutan masyarakat harus menjelaskan soal ini.” Shalat sunnah lidaf’il balaa ini tak harus dilakukan di hari rabu terakhir bulan safar, tapi dimana kala ketika kita merasa firasat buruk akan adanya bala bencana. Wallahua'lam..

Semoga bermanfaat..
Baarakallah fiikum..

Habib Salim Al Haddar

Download MP3 Al-Qur'an Abdullah Al-Mattrod

001 - Al-Fatihah  Download

002 - Al-Baqarah  Download

003 - Ali Imran  Download

004 - An-Nisa' Download

005 - Al-Ma'idah  Download

006 - Al-An'am  Download

007 - Al-A'raf  Download

008 - Al-Anfal  Download

009 - At-Taubah  Download

010 - Yunus  Download

011 - Hud  Download

012 - Yusuf  Download

013 - Ar-Ra'd  Download

014 - Ibrahim  Download

015 - Al-Hijr  Download

016 - An-Nahl  Download

017 - Al-Isra  Download

018 - Al-Kahfi  Download

019 - Maryam  Download

020 - Ta­Ha  Download

021 - Al-Anbiya'  Download

022 - Al-Hajj  Download

023 - Al-Mu'minun  Download

024 - An-Nur  Download

025 - Al-Furqan  Download

026 - Ash-Shu'ara'  Download

027 - An-Naml  Download

028 - Al-Qasas  Download

029 - Al-'Ankabut  Download

030 - Ar-­Rum  Download

031 - Luqman  Download

032 - As-­Sajdah  Download

033 - Al­-Ahzab  Download

034 - Saba'  Download

035 - Fatir  Download

036 - Ya-­Sin  Download

037 - As-Saffat  Download

038 - Sad  Download

039 - Az-Zumar  Download

040 - Al Mu'min  Download

041 - Fussilat  Download

042 - Ash-Shura  Download

043 - Az-Zukhruf  Download

044 - Ad-Dukhan  Download

045 - Al-Jathiya  Download

046 - Al-Ahqaf  Download

047 - Muhammad  Download

048 - Al-Fath  Download

049 - Al-Hujurat  Download

050 - Qaf  Download

051 - Az-Zariyat  Download

052 - At-Tur  Download

053 - An-Najm  Download

054 - Al-Qamar  Download

055 - Ar-Rahman  Download

056 - Al-Waqi'ah  Download

057 - Al-Hadid  Download

058 - Al-Mujadilah  Download

059 - Al-Hashr  Download

060 - Al-Mumtahinah  Download

061 - As-Saff  Download

062 - Al-Jumu'ah  Download

063 - Al-Munafiqun  Download

064 - At-Taghabun  Download

065 - At-Talaq  Download

066 - At-Tahrim  Download

067 - Al-Mulk  Download

068 - Al-Qalam  Download

069 - Al-Haqqah  Download

070 - Al-Ma'arij  Download

071 - Nuh  Download

072 - Al-Jinn  Download

073 - Al-Muzzammil  Download

074 - Al-Muddaththir  Download

075 - Al-Qiyamah  Download

076 - Al-Insan  Download

077 - Al-Mursalat  Download

078 - An-Naba'  Download

079 - An-Nazi'at  Download

080 - 'Abasa  Download

081 - At-Takwir  Download

082 - Al-Infitar  Download

083 - Al-Mutaffifin  Download

084 - Al-Inshiqaq  Download

085 - Al-Buruj  Download

086 - At-Tariq  Download

087 - Al-A'la  Download

088 - Al-Ghashiyah  Download

089 - Al-Fajr  Download

090 - Al-Balad  Download

091 - Ash-Shams  Download

092 - Al-Lail  Download

093 - Ad-Duha  Download

094 - Ash-Sharh  Download

095 - At-Tin  Download

096 - Al-'Alaq  Download

097 - Al-Qadr  Download

098 - Al-Baiyinah  Download

099 - Az-Zalzalah  Download

100 - Al-'Adiyat  Download

101 - Al-Qari'ah  Download

102 - At-Takathur  Download

103 - Al-'Asr  Download

104 - Al-Humazah  Download

105 - Al-Fil  Download

106 - Quraish  Download

107 - Al-Ma'un  Download

108 - Al-Kautsar  Download

109 - Al-Kafirun  Download

110 - An-Nasr  Download

111 - Al-Lahab  Download

112 - Al-Ikhlash  Download

113 - Al-Falaq  Download

114 - An-Nas  Download





NB : JIKA ADA LINK YANG MATI, MOHON UNTUK SEGERA DILAPORKAN, TERIMA KASIH DAN SEMOGA BERMANFAAT.

Sumber : http://mp3quran.net

Mengenal Wali Allah

MENGENAL WALI ALLAH

Sahl bin Abdullah At-tusturi ketika ditanya oleh muridnya tentang bagaimana cara mengenal waliyullah, maka ia menjawab: 

" Allah tidak akan memperkenalkan mereka kecuali kepada orang-orang yg serupa dengan mereka, atau kepada orang-orang yg kelak bakal mendapat manfaat dari mereka untuk mengenal dan mendekat kepada Allah swt." 

Meskipun kita mungkin tak serupa dengan mereka, tetapi stidaknya mudah2an kita termasuk orang2 yg dpat mengambil manfaat dari keberadaan mereka yg kelak dapat menyebabkan kita semakin kenal dan dekat kpda Allah swt..

Amien Amien YA Rabbal 'Alamin..

ﺻﺒﺎﺡ ﺍﻟخير ﻭ ﺍﻟﺴﺮﻭﺭ..

Habib Salim Al Haddar

Anjing pun Tidak Terima Nabi Muhammad SAW Dicaci

ANJING PUN TIDAK TERIMA NABI MUHAMMAD SAW DICACI

Berkata Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani didalam kitabnya "ad-Durarul kaminah":

Dahulu orang-orang Nashoro hendak menyebarkan da'wah mereka di antara qabila-qabila mongolia, dengan harapan agar mereka memeluk agama Nashoro, dan telah dipermudah bagi nashoro jalan da'wah mereka oleh raja mongol yang dholim yang bernama Hulaku karna istri sang raja dholim itu beragama nashoro dan merupakan wanita yang terhormat.

Suatu ketika jama'ah dari pembesar-pembesar nashoro menuju ke acara besar orang2 mongol yang dibuat karna salah seorang pemimpin mongol memeluk agama nasroni kemudian salah satu da'i atau salibis nashoro mulai mencaci Nabi Muhammad shalallahu alaihi was sallam, dan di situ ada anjing pemburu yang terikat, dan ketika si salibis pendedam ini mulai mencaci Nabi saw. anjing yang terikat itu menggeram dan berontak kemudian meloncat ke sisalibis itu lalu anjing itu menerkamnya dengan kuat, kemudian dilepaskan anjing itu dari sisalibis setelah susah payah.

Kemudian sebagian hadirin berkata: "ini sebab ucapanmu pada diri Muhammad alaihi sholatu wa salam". sisalibis tersebut menjawab: "tidak sama sekali, tetapi anjing ini sangat pintar, dia melihat saya memberi isyarat dengan tangan saya dan dia menyangka bahwa saya akan memukulnya".

Kemudian si salibis itu mengulangi lagi dalam mencaci Nabi dan menggunakan bahasa yang sangat jelek dalam caciannya, ketika dia sedang mencaci, si anjing memutuskan ikatannya lalu meloncat ke leher salibis dan mencabik-cabik dengan giginya hingga rongga dada sisalibis, seketika itu lalu matilah si salibis, dan didalam kejadian ini sekitar empat puluh ribu orang mongol memeluk agama Islam.
___________

Subhanallahh..
Anjing saja tahu betapa agung dan mulianya junjungan kita Nabi Muhammad saw..

Video Penjamasan Bende Peninggalan Sunan Bonang

Acara penjamasan Bende peninggalan Sunan Bonang yang dilakukan setiap tahun dan bertepatan tanggal 10 Dzulhijjah atau sesaat setelah sholat Idul Adha.

Ikut Madzhab Atau Ikut Al-Qur’an dan Sunnah?


Tanya Jawab Bersama Habib Novel bin Muhammad Alaydrus (Pengasuh Majelis Ta’lim dan Dzikir Arraudhah, Solo)


Tanya:

Kenapa kebanyakan umat Islam dalam beribadah memakai madzhab Imam Syafi’i, Maliki, Hanafi atau Hambali, bukankah yang benar adalah yang mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah (Hadits)? Kenapa tidak kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah saja?

Jawab:

Sebuah pertanyaan yang menarik, mengapa kita harus bermadzhab? Mengapa kita tidak kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah saja?

Kalimat “Mengapa kita tidak kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah saja?” seakan-akan menghakimi bahwa orang yang bermadzhab itu tidak kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Penggunaan kalimat “Mengapa kita tidak kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah saja?” tersebut telah menyebabkan sebagian orang memandang remeh ijtihad dan keilmuan para ulama, terutama ulama terdahulu yang sangat dikenal kesalehan dan keluasan ilmunya. Dengan menggunakan kalimat “Mengapa kita tidak kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah saja?” sekelompok orang sebenarnya sedang berusaha mengajak pendengar dan pembaca tulisannya untuk mengikuti cara berpikirnya, metodenya dalam memahami Al-Qur’an dan Sunnah, serta menganggap bahwa dirinyalah yang paling benar, karena ia telah berpegang kepada Al Qur’an dan Sunnah, bukan fatwa atau pendapat para ulama. Hal semacam ini tentunya sangat berbahaya.

Sebenarnya sungguh aneh jika seseorang menyatakan agar kita tidak bermadzhab dan seharusnya kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah. Mengapa aneh, coba perhatikan, apakah dengan mengikuti suatu madzhab berarti tidak mengikuti Al Qur’an dan Sunnah? Madzhab mana yang tidak kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah? Justru para pemuka madzhab tersebut adalah orang-orang yang sangat paham tentang Al Qur’an dan Sunnah. Coba dicek, hasil ijtihad yang mana dalam suatu madzhab, yang tidak kembali kepada Al Qur’an dan Al Hadits?

Ternyata semua hasil ijtihad keempat madzhab yang populer di dalam Islam semuanya bersumber kepada Al Qur’an dan Hadits. Artinya dengan bermadzhab kita justru sedang kembali kepada Al Qur’an dan Hadits dengan cara yang benar, yaitu mengikuti ulama yang dikenal keluasan ilmu dan kesalehannya.

Akhir-akhir ini memang muncul sekelompok orang yang Hangat fanatik dengan golongannya dan secara sistematis berupaya mengajak umat Islam meninggalkan madzhab.

Mereka seringkali berkata, “Kembalilah kepada Alquran dan Sunnah”. Ajakan ini sepintas tampak benar, akan tetapi sangat berbahaya, karena secara tidak langsung mereka menggunakan kalimat (propaganda) di atas untuk menjauhkan umat dari meyakini pendapat para ulama terdahulu yang telah mumpuni. Mereka memaksakan agar kita semua hanya mengikuti pendapat gurunya.

Kemudian perhatikan lebih cermat lagi, apakah mereka yang menyatakan kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah benar- benar langsung kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah? Tidak bukan, mereka ternyata menyampaikan pendapat guru- gurunya. Artinya, mereka sendiri sedang membuat madzhab baru sesuai pemikiran guru-gurunya.

Coba bayangkan, andai saja setiap orang kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah secara langsung, tanpa bertanya kepada pakarnya, apa yang akan terjadi? Yang terjadi adalah setiap orang akan menafsirkan Al Qur’an dan Sunnah menurut akalnya sendiri, jalan pikirnya sendiri, sehingga akan sangat berbahaya.

Oleh karena itu, kita harus bermadzhab, agar kita tidak salah memahami Al Qur’an dan Sunnah. Kita sadar, tingkat keilmuan para pakar yang ada di masa ini tidak dapat disamakan dengan para ulama terdahulu, begitu pula tingkat ibadah dan kesalehan mereka.
wallahu a'lam..

http://www.suara-muslim.com/2013/10/ikut-madzhab-ataukah-ikut-al-quran-dan.html

Muallaf Baru di Austria


Wina ~ Satu masalah yang dihadapi masyarakat Wina, ibukota Austria, ketika mencari informasi tentang Islam adalah sulitnya menemukan Islamic Center atau Masjid. Itu sebabnya, keberadaan Vienna Islamic Center sangat membantu.

Saat ini, Islamic Center tengah menjadi pusat kegiatan tak hanya kalangan Muslim tetapi juga non-Muslim. "Islamic Center terbuka untuk siapa saja. Tak heran, banyak kalangan non-Muslim yang datang berkunjung setiap hari," ungkap Dr. Hasyim A Mahrougi, Kepala Vienna Islamic Center, seperti dilansir onislam.net, Sabtu (16/11).

Beragam kegiatan digelar di sini, salah satunya proyek Back2Islam, yakni sebuah proyek yang mengajak kalangan Muslim untuk berdiskusi tentang Islam dan Muslim. "Melalui proyek ini, kami ingin membuat kalangan non-Muslim memahami bahwa Islam agama damai dan kami bukanlah teroris seperti yang dikabarkan media massa," kata dia.

Setiap harinya, suasana Islamic Center selalu diwarnai suasana haru dan bahagia. Ini terjadi, ketika ada mualaf baru yang mengucapkan dua kalimat syahadat.


Orang Pertama yang Membangun Kubah diatas Kuburan

Muslimedianews.com ~ Banyak dijumpai kuburan kaum Musliminin yang diatasnya terdapat kubah, umumnya kuburan yang ada kubahnya adalah kuburan orang-orang shaleh, baik sahabat Nabi Saw, Tabi'in, Waliyullah dan sebagainya.

Ternyata membangun kubah sudah menjadi kebiasaan dan sudah ada sejak masa para sahabat Nabi Saw sendiri (salafush shaleh), sedangkan menurut ulama, yang pertama kali membangun kubah diatas kuburan adalah Sayyidina Umar bin Khaththab ra. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Malik radliyallahu a'nh:

قَالَ مَالٍكٌ: أَوَّلُ مَنْ ضَرَبَ عَلَى قَبْرٍ فُسْطَاطًا عُمَرُ، ضَرَبَ عَلَى قَبْرِ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ زَوْجِ النَّبِىِّ، - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“(Imam) Malik berkata: Orang yang pertama kali membangun kubah diatas kuburan adalah Umar. Ia membangun kubah di atas makam Zainab binti Jahsy, istri Nabi Saw” (Syarahal-Bukhari karya Ibnu Baththal, 5/346)

Sayidina Umar adalah salah seorang sahabat yang dijamin masuk surga dan Amir al-Mu’minin atau Khalifah kedua ummat Islam. Tentu saja, apa yang dilakukan Sayidina Umar bukan bid’ah yang sesat yang menjerumuskan kepada neraka.

Dalam sebuah hadits maqthu' didalam Mushannaf Abdurrazzaq (no. 6040), Muhammad bin Ibrahim al-Harits al-Taimi, salah seorang ulama Madinah berkata :

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَارِثِ التَّيْمِيِّ ، قَالَ " أَوَّلُ فُسْطَاطٍ ضُرِبَ عَلَى قَبْرِ أَحَدٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ لَعَلَى قَبْرِ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ وَكَانَ يَوْمًا حَارًّا
"Kubah yang pertama kali dibangun diatas kubur salah seorang kaum muslimin adalah dibangun diatas kubur Zainab binti Jahsy, pada musim panas".

Hukum Berdo'a di Kuburan

Oleh : Alm. Habib Munzir Al-Musawa

Berdoa, atau bertawasul, atau berdzikir, itu dimana saja, boleh tawassul dari rumah, atau di kamar, atau di masjid, atau di kuburan, atau dimana saja, pastilah mungkin hati kita yang sudah tertular virus sekte sesat ini akan langsung Alergi bila mendengar DOA DI KUBURAN, ketahuilah berdoa di kuburan pun sunnah Rasul saw, beliau berdoa di Pekuburan Baqii, dan berkali-kali beliau saw melakukannya. Dan Rasul saw memerintahkan untuk mengucapkan Salam untuk ahli kubur dengan ucapan Assalaamu alaikum Ahliddiyaar minalmuminin walmuslimin, wa Innaa Insya Allah Lalaahiquun, As alullah lana wa lakumul aafiah.. (Salam sejahtera atas kalian wahai penduduk penduduk dari Mukminin dan Muslimin, Semoga kasih sayang Allah atas yang terdahulu dan yang akan datang, dan Sungguh Kami Insya Allah akan menyusul kalian) (Shahih Muslim Bab 35 hadits no 974.975,976. *3 hadits dalam makna yang sama). Hadits ini menjelaskan bahwa Rasul saw bersalam pada Ahli Kubur dan mengajak mereka berbincang-bincang dengan ucapan Sungguh Kami Insya Allah akan menyusul kalian.

Demikian pula tawassul, karena tawassul adalah doa kepada Allah, bila anda menuju makam untuk berziarah, berdoalah kepada Allah, Wahai Allah, Demi orang-orang yang bermunajat pada Mu, Demi orang-orang yang Bersemangat kepada keridhoan Mu, Demi langkahku ini, atau dengan tawassul menyebut nama sebagaimana Rasul saw menyebut Demi para Nabi sebelumku.. atau misalnya Wahai Allah, Demi Ahlul Badr, atau Demi Muhajirin dan Anshar, atau Demi Ruku dan Sujudnya para wali Mu, atau menyebut nama mereka sebagaimana Rasul saw menyebut nama para malaikat. Toh doa-doa ini kepada Allah, berperantarakan ketaatan para hamba-hamba Nya, memang manusia hidup dan mati, namun amal shalihnya tetap kekal.

Anda ingat peristiwa Adam as?, mengapa malaikat diperintahkan sujud pada makhluk?, karena para malaikat itu sujud pada Adam as bukan menyembah Adam as, tetapi menyembah Allah.. karena jutsru sujud pada Adam itu adalah ketaatan, namun apa yang dilakukan Iblis?, pada dasarnya Iblis hanya ingin sujud kepada Allah semata, tak mau memuliakan makhluk yang dimuliakan Allah, dan jatuhlah ia kepada Laknat Allah, maka orang yang tak mau memuliakan orang yang dimuliakan Allah swt adalah para pengikut Iblis, naudzubillahi min dzalik.

Wahai saudaraku, jangan alergi dengan kalimat syirik, syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yang sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik. Mereka yang berkemenyan, sajen dlsb itu, tetap tak mungkin kita pastikan mereka musyrik, karena kita tak tahu isi hatinya, sebagaimana Rasul saw murka kepada Usamah bin Zeyd ra yang membunuh seorang pimpinan Laskar Kafir yang telah terjatuh pedangnya, lalu dengan wajah tak serius ia mengucap syahadat, lalu Usamah membunuhnya, ah? betapa murkanya Rasul saw saat mendengar kabar itu.., seraya bersabda : APAKAH KAU MEMBUNUHNYA PADAHAL IA MENGATAKAN LAA ILAAHA ILLALLAH..?!!, lalu Usamah ra berkata: Kafir itu hanya bermaksud ingin menyelamatkan diri Wahai Rasulullah.., maka beliau saw bangkit dari duduknya dengan wajah merah padam dan membentak : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, lalu Rasul saw maju mendekati Usamah dan mengulangi ucapannya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, Usamah ra mundur dan Rasul saw terus mengulanginya : APAKAH KAU BELAH SANUBARINYA HINGGA KAU TAHU ISI HATINYA??!!!, hingga Usamah ra berkata : Demi Allah dengan peristiwa ini aku merasa alangkah indahnya bila aku baru masuk islam hari ini..(maksudnya tak pernah berbuat kesalahan seperti ini dalam keislamanku). (Shahih Muslim Bab 41 no. 158 dan hadits yang sama no.159)

Dan juga dari peristiwa yang sama dengan riwayat yang lain, bahwa Usamah bin Zeyd ra membunuh seorang kafir yang kejam setelah kafir jahat itu mengucap Laa Ilaaha Illallah, maka Rasul saw memanggilnya dan bertanya : MENGAPA KAU MEMBUNUHNYA..?!, Usamah menjawab : Yaa Rasulullah, ia telah membunuh fulan dan fulan, dan membantai muslimin, lalu saat kuangkat pedangku kewajahnya maka ia mengatakan Laa Ilaaha illallah.., lalu Rasul saw menjawab : LALU KAU MEMBUNUHNYA..?!!, Usamah ra menjawab : benar, maka Rasulullah saw berkata : APA YANG AKAN KAU PERBUAT DENGAN LAA ILAAHA ILLLALLAH BILA TELAH DATANG HARI KIAMAT..?!!, maka Usamah berkata : Mohonkan pengampunan bagiku Wahai Rasulullah??, Rasul saw menjawab dengan ucapan yang sama : APA YANG AKAN KAU PERBUAT DENGAN LAA ILAAHA ILLLALLAH BILA TELAH DATANG HARI KIAMAT..?!!!, dan beliau terus mengulang ulangnya.. (Shahih Muslim Bab 41 no.160).

Kita tak bisa menilai orang yang berbuat apapun dengan tuduhan syirik, dia berkomat kamit dengan sajen dan mandi sumur tujuh rupa dan segala macam kebiasaan orang kafir lainnya, ini merupakan adat istiadat biasa, tak mungkin kita mengatakannya musyrik hanya karena melihat perbuatannya, kecuali ia ber ikrar dengan lidahnya.
Satu contoh, seorang muslim mandi air kembang, berendam di air mawar, lalu menaruh keris di pinggangnya, lalu menyalakan kemenyan, lalu ia shalat, musyrikkah ia?,
dan orang lain mandi dengan shower, berendam di air hangat, menggunakan busa mandi, lalu menaruh pistol dipinggangnya, lalu menyemprotkan pewangi ruangan, lalu shalat, musyrikkah dia?,
apa bedanya?, keduanya melakukan kebiasaan orang kafir..

Kesimpulannya adalah, tidak ada kalimat musyrik bisa dituduhkan kepada siapapun terkecuali dengan kesaksian lidahnya. Hati-hatilah dengan ucapan syirik, bila seseorang muslim lalu musyrik, maka pernikahannya batal, istrinya haram dikumpulinya, jima dengan istri terhitung zina, anaknya tak bernasab padanya, kewaliannya atas putrinya tidak sah, dan bila keluarganya wafat ia tak mewarisi dan bila ia wafat tak pula diwarisi, ia diharamkan shalat, diharamkan dikuburkan di pekuburan muslimin.

Saran saya, berziarahlah kubur bila anda berkenan, dan palingkan pandangan dan sangka buruk dari mereka yang bertaburan menyan dan kembang dlsb, jangan sesekali menuduh mereka musyrik, mungkin hati mereka musyrik, tapi kita dimurkai Rasul saw bila menuduhnya. Bila anda selesai berziarah, ada baiknya anda menyalami mereka dan dengan senyum hangat anda memberi mereka hadiah Al Quran, dan katakanlah : Wahai Tuan, para Sunan dan wali songo itu mempunyai kesenangan dan kegemaran, dan mereka akan senang bila Tuan mengamalkan kegemaran dan amal mereka, pastilah serta merta mereka akan bertanya dengan sigap..apakah kegemaran mereka??!!, jawablah dengan lembut dan berwibawa : Mereka siang malamnya asyik dengan Al Quran.. pasti Tuan akan disayangi mereka bahkan disayang Allah bila asyik membaca Al Quran, Nah..ini saya hadiahkan pada tuan, barang yang paling disayangi oleh Para Wali dan Sunan..


DAN HAMBA HAMBA ARRAHMAN (ALLAH SWT) YANG BERJALAN DIMUKA BUMI DENGAN RENDAH DIRI, (tidak sombong), DAN BILA MEREKA DIAJAK BICARA OLEH ORANG ORANG JAHIL, MAKA MEREKA MENJAWABNYA DENGAN LEMBUT (Alfurqan-63).

Istri Nabi Muhammad yang Paling Suka Bersedekah

Dalam suatu riwayat Aisyah pernah berkisah, bahwa suatu waktu setelahkematian Nabi SAW, para istrinya berkumpul pada suatu rumah salah satu diantaranya. Lalu mereka mengukur tangan-tangan mereka di tembok untuk mencari tangan mana yang terpanjang. Aktivitas ini sering dilakukan mereka, sampai meninggalnya Zainab binti Jahsy.

Apa sebab hal ini dilakukan oleh para istri Nabi SAW? Ternyata, suatu waktu Rasulullah SAW pernah bersabda seperti diriwayatkan Bukhari dan Muslim,

"Bahwa yang paling cepat menyusul diriku dari kalian (istri-istriku) adalah yang paling pajang tangannya."
Yang paling cepat menyusul Rasulullah SAW adalah Zainab binti Jahsy. Sementara Zainab memiliki tangan yang pendek dan bukan yang terpanjang bila dibandingkan dengan istri Nabi SAW lainnya.

Mengapa Zainab? Menurut Aisyah dinukil dari hadits yang sama, karena Zainab bekerja dengan tangannya sendiri dan selalu bersedekah. Bahkan pada suatu riwayat yang dikeluarkan oleh ath-Thbarani dalam al-Ausath disebutkan bahwa Zainab radhiallhu 'anha merajut pakaian kemudian memberikannya kepada pasukan Nabi SAW. Para pasukan Nabi SAW menjahit serta memanfaatkannya pada saat peperangan.

Akhirnya para istri Nabi SAW pun mengetahui maksud Nabi SAW mengenai apa yang disebutnya dengan "panjang tangan", yakni suka bersedekah. Dan Zainab-lah ang dimaksud dalam hadits tersebut.
Wallahu'alam.

Album Foto 003

Di bawah ini adalah foto-foto yang diambil dari lokasi Pasujudan Sunan Bonang dan Makam Putri Cempo.


























Album Foto 002

Di bawah ini adalah foto yang diambil dari lokasi Ndalem / Makam Sunan Bonang.










































Kesederhanaan Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan Istrinya


Fatimah sangat terkejut ketika mendengar berita bahwa telah diangkat khalifah baru, Umar bin Abdul Azis yang tak lain adalah suaminya sendiri. Namun ia lebih terkejut ketika tahu kalau Sang Raja baru dikabarkan menolak segala fasilitas istana.
Umar bin Abdul Aziz memilih menunggang keledai untuk kendaraan sehari-hari, membatalkan acara pelantikan dirinya sebagai khalifah yang akan diadakan besar-besaran dan penuh kemewahan.

Sungguh Fatimah heran dan tidak percaya mendengar berita tersebut karena ia sangat mengenal siapa suaminya. Sosok yang sangat identik dengan kemewahan hidup mengapa secara tiba-tiba ia hendak berpaling dari kemewahan, padahal tampuk kekuasaan kaum muslimin baru saja dianugerahkan kepadanya?

Keterkejutannya semakin bertambah tatkala melihat suaminya pulang dari kota Damaskus, tempat ia dilantik sebagai khalifah umat islam. Suaminya terlihat lebih tua tiga tahun dibandingkan tiga hari yang lalu tatkala ia berangkat ke kota Damaskus. Wajahnya terlihat sangat letih, tubuhnya gemetaran dan layu karena menanggung beban yang teramat berat.

Dengan suara lirih Umar bin Abdul Aziz berkata dengan lembut dan penuh kasih sayang kepada sang isteri tercinta, “Fatimah, isteriku...! Bukankah engkau telah tahu apa yang menimpaku? Beban yang teramat dipikulkan kepundakku, menjadi nakhoda bahtera yang dipenuhi, ditumpangi oleh umat Muhammad SAW. Tugas ini benar-benar menyita waktuku hingga hakku  terhadapmu akan terabaikan. Aku khawatir kelak engkau akan meninggalkanku apabila aku akan menjalani hidupku yang baru, padahal aku tidak ingin berpisah denganmu hingga ajal menjemputku.”

“Lalu, apa yang akan engkau lakukan sekarang?” tanya Fatimah.

“Fatimah...! engkau tahu bukan, bahwa semua harta, fasilitas yang ada ditangan kita berasal dari umat Islam, aku ingin mengembalikan harta tersebut ke baitul mal, tanpa tersisa sedikitpun kecuali sebidang tanah yang kubeli dari hasil gajiku sebagai pegawai, di sebidang tanah itu kelak akan kita bangun tempat berteduh kita dan aku hidup dari sebidang tanah tersebut. Maka jika engkau tidak sanggup dan tidak sabar terhadap rencana perjalanan hidupku yang akan penuh kekurangan dan penderitaan maka berterus-teranglah, dan sebaiknya engkau kembali ke orang tuamu!” jawab Umar bin Abdul Aziz.

Fatimah kembali bertanya,”Ya suamiku...apa yang sebenarnya membuat engkau berubah sedemikian rupa?”

“Aku memiliki jiwa yang tidak pernah puas, setiap yang kuinginkan selalu dapat kucapai, tetapi aku menginginkan sesuatu yang lebih baik lagi yang tidak ternilai dengan apapun juga yakni surga, surga adalah impian terakhirku,” jawab Umar bin Abdul Aziz lagi.

Aneh, Fatimah yang notabene merupakan wanita yang terbiasa hidup mewah, dengan fasilitas yang disediakan dan pelayanan yang super maksimal, tidak kecewa mendengar keputusan suaminya. Ia tidak menunjukan kekesalan dan keputus asaan. Justru dengan suara yang tegar, mantap ia menegaskan, “Suamiku...! Lakukanlah yang menjadi keinginanmu dan aku akan setia disisimu baik dikala susah atau senang hinga maut memisahkan kita.”

Fatimah merupakan satu-satunya anak perempuan dari lima bersaudara putra khalifah daulah Abbasyiah yang bernama Abdul Malik bin Marwan. Layaknya putri raja, Fatimah pun mendapatkan kehormatan dan segala fasilitas yang mewah, hidup dengan penuh kasih sayang dan dimanja oleh kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya. Kebahagiannya menjadi sempurna dengan dipersunting oleh seorang lelaki yang terbaik pada zamannya, dari keluarga yang terhormat yang bernama Umar bin Abdul Aziz, yang hidup penuh dengan keglamoran dan kemewahan meskipun demikian ia merupakan sosok yang relegius dan sangat amanah.

Fatimah menjadi pendukung pertama gerakan perubahan yang akan dilakukan oleh suaminya yakni gerakan kesederhanan para pemimpin dalam kehidupan, demi bakti dan keridhaan sang suami yang tercinta. Ia rela meninggalkan kemewahan hidup yang selama ini dinikmatinya, semuanya dilakukan dengan penuh kesadaran, keikhlasan atas pondasi keimanan yang kuat.

Di rumahnya yang baru, Fatimah hidup dengan penuh kesederhanaan. Pakaian yang dikenakan, makanan yang disantap tanpa ada kemewahan dan kelezatan semuanya tidak jauh dengan rakyat biasa padahal status yang mereka sandang adalah raja dan ratu seluruh umat Islam masa itu.

Begitu sederhananya konsep kehidupan yang mereka terapkan, orang yang belum mengenal tidak menyangka bahwa mereka adalah pasangan penguasa umat islam kala itu. Diceritakan, suatu hari datanglah wanita Mesir untuk menemui khalifah di rumahnya. Sesampai di rumah yang ditunjukkan, ia melihat seorang wanita yang cantik dengan pakaian yang sederhana sedang memperhatikan seseorang yang sedang memperbaiki pagar rumah yang  dalam kondisi rusak.

Setelah berkenalan si wanita Mesir baru sadar bahwa wanita tersebut adalah Fatimah, isteri sang Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz. Tamu itu pun menanyakan sesuatu hal, “Ya Sayyidati..., mengapa engkau tidak menutup auratmu dari orang yang sedang memperbaiki pagar rumah engkau?” Seraya tersenyum Fatimah menjawab, “Dia adalah amirul mukminin Umar bin Abdul Aziz yang sedang engkau cari.

Subhanallah, wallahu a'lam...


Ketika Sayyidina Umar Dimarahi Istri

Alkisah ada salah seorang laki-laki yang hendak mengadukan kelakuan istrinya kepada Sayyidina Umar bin Khattab. Saat sampai di rumah Amirul Mu’minin ini, orang laki-laki ini hanya menunggu di depan pintu.

Secara kebetulan, tamu ini mendengar istri Umar memarahinya, sementara Umar tetap cenderung pasif, tidak menaggapi. Laki-laki itu lalu mengurungkan niatnya dan mulai beranjak pulang. ”Jika keadaan Amirul Mu’minin saja seperti ini, bagaimana dengan diriku?” gumamnya dalam hati.

Sejenak kemudian Umar keluar dan menyaksikan tamunya akan segera pergi. Umar pun segera memanggilnya, ”Apa keperluanmu?”

”Wahai Amirul Mu’minin, sebenarnya aku datang untuk mengadukan perilaku istriku dan sikapnya kepadaku, tapi aku mendengar hal yang sama pada istri tuan.”

”Wahai saudaraku, aku tetap sabar menghadapi perbuatannya, karena itu memang kewajibanku. Istrikulah yang memasak makanan, membuatkan roti, mencucikan pakaian, dan menyusui anakku, padahal semua itu bukanlah kewajibannya,” jawab Umar.

”Di samping itu,” sambung Umar, ”Hatiku merasa tenang (untuk tidak melakukan perbuatan haram—sebab jasa istriku). Karena itulah aku tetap sabar atas perbuatann istriku.”

”Wahai Amirul Mu’minin, istriku juga demikian,” ujar orang laki-laki itu.

”Oleh karena itu, sabarlah wahai saudaraku. Ini hanya sebentar!”


Disadur dari kitab ‘Uqudul Lujjain: Fi Bayani Huquqiz Zawjain
karya Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani

Disalin dari NU.or.id


Jasad Nabi Muhammad SAW Pernah Akan Dicuri

Ternyata jasad nabi Muhammad SAW pernah terusik dan nyaris di curi oleh orang kafir laknatullah. Sebelum akhirnya Allah menyelamatkannya dari rencana jahat yang mengancam sang nabi tercinta. Peristiwa yang memilukan dan nyaris menampar wajah umat islam ini terjadi pada tahun 1164 M atau 557 H, sebagaimana telah dicatat oleh sejarawan Ali Hafidz dalam kitab Fusul min Tarikhi AL-Madinah Al Munawaroh.

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa hampir dapat dipastikan bahwa sebagian besar orang yang berziarah ke masjid Nabawi pasti tak pernah lupa untuk menghampiri makam Rasulullah yang diapit oleh makam Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar. Mereka berbondong-bondong menuju makam sang nabi Fenomenal itu. Untuk sekedar melihat atau berdoa.

Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh kondisi umat islam pada masa dinasti Abbasiyah di Baghdad dimana kondisi umat Islam yang semakin melemah dan berdiri beberapa kerajaan Islam di beberapa daerah. Tentunya hal ini tak di sia-siakan begitu saja oleh orang-orang nasrani yang merasa kesempatan emas mencoreng wajah umat Islam dan membuat umat Islam jatuh ada di depan mata. Karena ternyata diketahui diam-diam mereka telah menyusun rencana untuk mencuri jasad Nabi Muhammad. Setelah terjadi kesepakatan oleh para penguasa Eropa, mereka pun mengutus dua orang nasrani untuk menjalankan misi keji itu. Misi itu mereka laksanakan bertepatan dengan musim haji. Dimana pada musim itu banyak jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia untuk melaksanakan ibadah haji. Kedua orang nasrani ini menyamar sebagai jamaah haji dari Andalusia yang memakai pakaian khas Maroko. Kedua spionase itu ditugaskan melakukan pengintaian awal kemungkinan untuk mencari kesempatan mencuri jasad Nabi SAW.

Setelah melakukan kajian lapangan, keduanya memberanikan diri untuk menyewa sebuah penginapan yang lokasinya dekat dengan makam Rasulullah. Mereka membuat lubang dari dalam kamarnya menuju makam Rasulullah.

Belum sampai pada akhir penggalian, rencara tersebut telah digagalkan oleh Allah melalui seorang hamba yang akhirnya mengetahui rencana busuk itu

Sultan Nuruddin Mahmud bin Zanki, adalah seorang hamba sekaligus penguasa Islam kala itu yang mendapatkan petunjuk melalui mimpi akan ancaman terhadap makam Rasulullah.

Sultan mengaku bermimpi bertemu dengan Rasulullah sambil menunjuk dua orang lelaki berambut pirang dan berujar: “ Wahai Mahmud, selamatkan jasadku dari maksud jahat kedua orang ini.” Sultan terbangun dalam keadaan gelisah lalu beliau melaksanakan sholat malam dan kembali tidur. Namun, Sultan Mahmud kembali bermimpi berjumpa Rasulullah hingga tiga kali dalam semalam.

Malam itu juga Sultan segera mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan dari damaskus ke madinah yang memakan waktu 16 hari, dengan mengendarai kuda bersama 20 pengawal serta banyak sekali harta yang diangkut oleh puluhan kuda. Sesampainya di Madinah, sultan langsung menuju Masjid Nabawi untuk melakukan sholat di Raudhah dan berziarah ke makam Nabi SAW. Sultan bertafakur dan termenung dalam waktu yang cukup lama di depan makam Nabi SAW.

Lalu menteri Jamaluddin menanyakan sesuatu, “Apakah Baginda Sultan mengenal wajah kedua lelaki itu? “Iya”, jawab Sultan Mahmud.

Maka tidak lama kemudian Menteri Jamaludin mengumpulkan seluruh penduduk Madinah dan membagikan hadiah berupa bahan makanan sambil mencermati wajah orang yang ada dalam mimpinya. Namun sultan tidak mendapati orang yang ada di dalam mimpi itu diantara penduduk Madinah yang datang mengambil jatah makanan. Lalu menteri Jamaluddin menanyakan kepada penduduk yang masih ada di sekitar Masjid Nabawi. “Apakah diantara kalian masih ada yang belum mendapat hadiah dari Sultan?”

Tidak ada, seluruh penduduk Madinah telah mendapat hadiah dari Sultan, kecuali dua orang dari Maroko tersebut yang belum mengambil jatah sedikitpun. Keduanya orang saleh yang selalu berjamaah di Masjid Nabawi.” Ujar seorang penduduk.

Kemudian Sultan memerintahkan agar kedua orang itu dipanggil. Dan alangkah terkejutnya sultan, melihat bahwa kedua orang itu adalah yang ia lihat dalam mimpinya. Setelah ditanya, mereka mengaku sebagai jamaah dari Andalusia Spanyol. Meski sultan sudah mendesak bertanya tentang kegiatan mereka di Madinah. Mereka tetap tidak mau mengaku. Sehingga sultan meninggalkan kedua lelaki itu dalam keadaan penjagaan yang ketat.

Kemudian sultan bersama menteri dan pengawalnya pergi menuju ke penginapan kedua orang tersebut. Sesampainya di rumah itu yang di temuinya adalah tumpukan harta, sejumlah buku dalam rak dan dua buah mushaf al-Qur’an. Lalu sultan berkeliling ke kamar sebelah. Saat itu Allah memberikan ilham, sultan Mahmud tiba-tiba berinisiatif membuka tikar yang menghampar di lantai kamar tersebut. Masya Allah, Subhanallah, ditemukan sebuah papan yang di dalamnya menganga sebuah lorong panjang, dan setelah diikuti ternyata lorong itu menuju ke makam Nabi Muhammad.

Seketika itu juga, sultan segera menghampiri kedua lelaki berambut pirang tersebut dan memukulnya dengan keras. Setelah bukti ditemukan, mereka mengaku diutus oleh raja Nasrani di Eropa untuk mencuri jasad Nabi SAW. Pada pagi harinya, keduanya dijatuhi hukum penggal di dekat pintu timur makam Nabi SAW. Kemudian sultan Mahmud memerintahkan penggalian parit di sekitar makam Rasulullah dan mengisinya dengan timah. Setelah pembangunan selesai, sultan Mahmud dan rombongan pulang ke negeri Syam untuk kembali memimpin kerajaannya.


Wallahu A'lam...

Disalin dari : moeflich

Jadwal Kegiatan Haul Sunan Bonang 1434 H / 2013 M

Berikut ini adalah Jadwal Kegiatan Haul Sunan Bonang Tahun 1434 H / 2013 M di Desa Bonang Kec. Lasem Kab. Rembang Jawa Tengah. Semoga seluruh jadwal kegiatan yang telah disusun oleh Panitia/Yayasan Sunan Bonang dapat berjalan dengan lancar sampai selesai. Amiin....



Panitia Haul Sunan Bonang 1434 H / 2013 M

Berikut adalah Susunan Panitia Haul Sunan Bonang Tahun 1434 H / 2013 M, yang mana susunan  panitia tahun ini terdapat beberapa perubahan dari susunan panitia haul pada tahun kemarin. Semoga seluruh panitia yang mendapatkan amanah dapat menjalankan tugasnya dengan baik, Amiin...






Dulu Pembenci Masjid, Sekarang Pria ini Menjadi Mu'alaf

Seorang anggota Partai Rakyat Swiss (SVP), Daniel Streich, sangat menentang keras pembangunan masjid di negaranya. Namun kini, ia memilih untuk menjadi seorang mualaf dengan masuk agama Islam.

Streich sebelumnya penganut kristen taat, semasa kecil ia pernah bercita-cita menjadi pastor. Namun ketika remaja niatnya berubah, ia lebih memilih berpolitik dan tanpa ragu terjun langsung menjadi anggota partai ternama di Swiss. SVP sendiri pengikutnya terdiri dari cendekia, ilmuwan, pelajar, dan pegiat bukan dari kalangan muslim. Partai sangat menentang penyebaran Islam di Swiss, seperti yang dikutip dari islamicbulletin.

Streich menaburkan benih-benih kemarahan dan cemoohan bagi umat Islam di Swiss. Ia juga menuding Islam agama teroris, pembuat onar, dan kekerasan. Dalam usahanya menyingkirkan Islam dari Swiss, lelaki ini malah mempelajari Alquran dan Islam agar bisa meruntuhkan iman kaum muslim. Namun hidayah seolah didapatnya, ia malah dibuat takjub dengan ajaran agama Islam.

"Banyak perbedaan saya dapatkan ketika mempelajari Islam. Agama ini memberikan saya jawaban logis atas pertanyaan hidup penting dan tidak saya temukan di agama saya," katanya.